Total Tayangan Halaman

Minggu, 08 Juni 2014

BUAH (FRUCTUS)



BUAH (FRUCTUS)
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah penting, misalnya :
a.       Daun-daun pelindung pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot).
b.      Daun-daun kelopak pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
c.       Tangkai kepala putik juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat  kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
d.      Kepala putik buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnyatelah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh. Kecuali bakal buahnya sendiri seringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan seringkali merupakan bagian buah yang paling menarik perhatian. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius). Pada buah semu buah yang sesungguahnya seringkali tidak kelihatan (tertutup), karena itu seringkali buah semu dinamakan pula buah tertutup (fructus clousus). Perkecualian tetap ada, misalnya buah jambu mete, buah yang sebenarnya yang menghasilkan metenya) tetap kelihatan.
Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu, misalnya :
a.       Tangkai bunga, pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale L.), tangkai bunga menjadi besar, tebal, berdaging dan merupakan bagian buah yang dapat dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pula ujung bagian yang membesar ini.
b.      Dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus glomerata Roxb.) dan sebangsanya.
c.       Dasar bunga pada bunga tunggal, misalnya pada arbe ( Fragraria vesca L.) yang kemudian menjadi berdaging tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan pula.
d.      Kelopak bunga, pada ciplukan (Physalis minima L.). Pada pembentukan buah, kelopak tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenarnya.
e.       Tanda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk, pada pohon nangka (Artocarpus integra Merr.).



Ikhtisar Tentang Buah
Mengingat uraian diatas, buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a.       Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan). Sedang buah yang sesungguhnya bersembunyi.
b.      Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Penggolongan Buah Semu
Buah semu dapat dibedakan dalam :
a.       Buah semu tunggal yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Misalnya :
-tangkai bunga pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
-kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis minima L.).
b.      Buah semu ganda ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain. Dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh.
c.       Buah semu majemuk ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.).
Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
Sama halnya dengan buah semu, buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu:
1.      Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi sau biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan.
2.      Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas atau satu sama lain. Dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaca Bail.).
3.      Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah. Tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).
Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu:
a.       Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan menggayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah (Arachis hypogaea L.),  padi (Oryza sativa L.), dll.
b.      Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium).

Ikhtisar Buah Sejati Tunggal Yang Kering
Buah sejati tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam:
A.     Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini kalau masak tidak pecah (indehisvens).
Contoh-contoh dari golongan ini ialah:
a.       Buah padi (caryopsis), yang dinamakan buah padi adalah buah berdinding tipis, mengandung satu biji, dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan bijinya.
b.      Buah kurung (achenium), yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetap tidak berlekatan, misalnya buah bunga matahari (Helianthus annuus L.),  buah bunga pagi sore (Mirabilis jalapa l.).
c.       Buah keras (nux), seperti buah kurung, yang seringkali hanya dibedakan dari buah kurung karena buah ini mempunyai kulit buah yang kaku atau keras berkayu.
d.      Buah keras bersayap (samara), seperti buah keras, tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap, yang menyebabkan buah dapat berterbanagan jika tertiup angina, seperti misalnya bpada warga suku Dipterocarpaceae.
B.     Buah sejati tunggal kering yang menagndung banyak (lebih dari satu) biji, dan jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia), atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya).
a.       Buah berbelah (schizocarpium).  Buah ini mempunyai dua ruangatau lebih, tiap ruang berisi satu biji, jiak buah masak, buah pedcah menjadi beberapa bagian, dan tiap bagian buah (mericarpium) mempunyai sifat seperti suatu buah kurung (achenium) atau bauh keras (nux),  jadi biji tetap di dala ruangan, tidak dapat keluar.
b.      Buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi dalam:
1.      Buah berkendaga dua (dicoccus). Buah ini jika masak pecah menjadi dua bagian buah, masing-masing pecah lagi dan mengeluarkan satu biji .
2.      Buah berkendaga tiga (tricoccus), kalau masak pecah menjadi tiga bagian, masing-masing pecah dan mengeluarkan satu biji, misalnya buah jarak (Ricinus communis L.), buah para (Hevea brasiliensis Muell.).
3.      Buah berkendaga lima (pentacoccus).  Seperti di atas dengan lima bagian buah, masing-masing dengan satu biji, misalnya buah Geranium.
4.      Buah berkendaga banyak (polycoccus),  jika buah mempunyai sifat-sifat seperti di atas dengan lima bagian buah, masing-masing dengan satu biji yang dapat dikeluarkan.
C.     Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu beberapa daun buah, jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan dalam:
1.      Buah bumbung (folliculus), buah ini tersusun atas sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji di dalamnya, jarang sekali hanya mempunyai satu biji.
2.      Buah polong (legumen). Buah ini terbentuk dari satu daun buah pula dan mempunyai satu ruangan atau lebih 9karena adanya sekat-sekat semu).
3.      Buah lobak atau polong semu (siliqua). Buah ini tersusun atas dua daun buah, mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perlekatan daun buahnya.
4.      Buah kotak sejati (capsula). Buah ini terjadi dari dua daun buah atau lebih, dan mempunyai ruangn yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya daun buah.
a.       Dengan katup-katup atau kelep (valva). Daun buah mulai lepas dari ujung buah, tetapi di pangkai tetap perlekatan.
b.      Dengan retak-retak atau celah-celah (rima), buah pecah menurut bagian tengah katup-katup, pada ujung dan pangkal buah tetap berlekatan, misalnya pada buah anggerik (Orchidaceae).
c.       Dengan gigi-gigi (dens), jika buah pecah hanya sepanjang bagian ujung katup-katup saja, misalnya buah anyelir (Dianthus caryophyllus L.).
d.      Dengan liang (porus).  Kalau sudah masak buah membuka dengan liang-liang pada ujung atau pangkalnya, misalnya buah tanaman apyun (Papaver somniferum L.).
e.       Dengan tutup (operculum). Pada ujung buah terdapat bagian yang merupakan tutup, yang membuka jika bauh sudah masak, misalnya buah krokot (Portulaca oleracea L.).
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal Yang Berdaging
Buah yang termasuk golongan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak, walaupun adapula yang jika telah masak kemudian pecah, misalnya buah pala (Myristica fragrans Houtt.). kita membedakan buah sejati tunggal yang berdaging sebagai berikut:
a.       Buah buni (bacca). Yang disebut buah buni ialah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (bertulang) dan lapisan dalam yang tebal.
b.      Buah mentimun (pepo). Buah ini ditinjau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda dengan buah buni.
c.       Buah jeruk (hesperidium).  Buah ini dapat pula dianggap sebagai suatu variasi bauh buni, kulit buah mempunyai tiga lapisan.
d.      Buah batu (drupa), buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan kulit yaitu kulit luar, kulit tengah dan kulit dalam.
e.       Buah delima. Kulit buah yang merupakan lapisan luar kaku seperti kulit atau hampir mengayu, lapisan dalamnya tipis, licin.
f.       Buah apel (pomum),  seperti buah batu dengan kulit dalam yang tipis, tetapi cukup kuat, seperti kulit, kulit tengah tebal, lunak, berair, biasanya dapat dimakan.
Buah Ganda
Seperti telah diterangkan, buah sejati gnda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang  masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai. Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam:
a.       Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrid Hort.). dalam badan yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah kurung.
b.      Buah batu ganda, pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius Poir.), bunganya mempunyai banyak bakal buah, yang kemudian masing-masing tumbuh menjadi buah batu.
c.       Buah buni ganda, seperti diatas tetapi bakal buah berubah menjadi buah buni misalnya srikaya (Michelia champaka) menjadi buah buni, misalnya srikaya (Annona squamosal L.).
Buah Sejati Majemuk
Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah, yang masing-masing berasal dari satu bunga. Kadang-kadang buah majemuk nampaknya seperti satu buah saja. Sama halnya dengan buah sejati ganda kita dapat membedakan:
a.       Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni, seperti terdapat misalnya pada nanas (Ananas comosus Merr.). pada buah nanas pada pembentukan buah ikut pula mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga, sehingga keseluruhannya nampak sebagai satu bauh saja.
b.      Buah batu majemuk, yang misalnya terdapat pada pandan (Pandanus tectorius Sol.). pada pandan rangkaina bunga betinanya setelah mengalami penyerbukan/pembuahan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah luarnya, bahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan banyak buah. Masing-masing mempunyai kulit buah dengan tiga lapisan seperti bauh kelapa, yaitu dengan lapisan tengah yang berserabut, hingga dapat terapung dan dapat dipencarkan oleh air.
c.       Bauh kurung majemuk, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.). bunga tumbuhan ini merupakan bunga majemuk yang terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi daun bunga yang subur di tengah, dank arena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan/pembuahan berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung majemuk.



Sabtu, 10 Mei 2014

MORFOLOGI TUMBUHAN



BUNGA (FLOS)
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya yang telah dibicarakan di muka, merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan (untuk penyerapan makanan, pengolahan bahan-bahan yang diserap menjadi bahan-bahan yang digunakan oleh tumbuhan untuk keperluan hidupnya: pernafasan, pertumbuhan, dll). Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang demikian dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan dalam dua golongan : yang bersifat vegetatif dan yang generatif. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut : persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi tumbuhan yang baru. Seperti telah terulang kali diketengahkan, bagian pokok tumbuh-tumbuhan hanya ada tiga macam, yaitu akar, batang, dan daun, dan setiap bagian lainnya hanya merupakan penjelmaan ketiga bagian pokok tersebut. Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan harus pula merupakan suatu penjelmaan salah satu atau kombinasi ketiga bagian pokok yang tadi, Yang memang demikianlah keadaannya.
Bertalian dengan letak dan susunan bagian-bagian bunga dibedakan :
a.       Bunga yang bagian-bagiannya tersususn menurut garis spiral (acyclic), misalnya bunga cempaka (Michelia champaka L,)
b.      Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (acyclic), misalnya bunga terong  (Solanum melongena L.).
c.       Bunga yang sebagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain tercampur atau menurut garis spiral (hemicyclis), misalnya bunga sirsak (Annona muricata L.).
Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang menarik ialah :
-          Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya,
-          Warnanya,
-          Baunya,
-          Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.
Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga cokelat (Zephyranthus rosea Lindd.). tapi umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan  berbunga tunggal (planta uniflora),sedang tumbuhan lainnya berbunga banyak (planta multiflora).
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, juka bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang. Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan:
a.       Bunga pada ujung batang (flosterminalis), misalnya bunga cokelat tadi, kembang merak (caesalpinia pulcherrima Swartz),
b.      Bunga dikrtiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada kembang sepatu (hibiscus rosa sinensis L).
Selain dari pada tumbuhan dapat kita lihat, bahwa bunganya yang besar jumlahnya itu, dapat :
-          Selain dari itu terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang sepatu tadi,
-          Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan sysunan yang beraneka ragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan pula: bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), misalnya pada kembang merak .
Bunga Majemuk (Anthotaxis, inflorescentia)
Pada suatu bunga majemuk lajimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut :
A.    Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :

a.       Ibu tangkai bunga (pedunculus comunis, atau rhachis), yaitu bagian yang biasanya merupakan  terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi.
b.      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
c.       Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian bagian bunga lainnya.
B.     Bagian-bagian yang bersifat  seperti daun, a.l. :

a.       Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian srupa daun yang diketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya,
b.      Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga.
c.       Selundung bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang sering kali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa (Cocus nucifera L.)
d.      Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus L.)
e.       Kelopak tambahan epicaylix), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau , tersusundalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misalnya pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)
f.       Daun-daun kelopak (sepalae),
g.      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae),
h.      Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya,
i.        Benang-benang sari (stamina),
j.        Daun-daun buah (carpella).
Bertalian dengan sifat-sifat itu bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan:
a.       Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia recemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai ), daun-daun bunga majemuk mekar berturut-turut dari bawah keatas.
b.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga,inflorescentia definita), yaitu  bunga majemuk yang ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas.
Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan lagi dalam tiga macam:
1.      Yang bersifat: “monochasial”, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah berhadapan,
2.      Yang bersifat: “dichasial”, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbuhan dengan bunga berbibir (labiatae).
3.      Yang bersifat: “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga oleander (Nerium oleander L.)
c.       Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas.

A.    Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia recemosa, inflores centia botryoides, inflorescentia centripentala).
Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi yang:
1.      Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya
1.      Tandan (racemus atau botrys). Jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya.
2.      Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai.
3.      Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkainya hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal.
4.      Tongkol (spadix) seperti bulir teatpi ibu tangkal besar, tebal, dan sering kali berdaging, misalnya, jagung (Zea mays L.).
5.      Bunga paying (umbela) yaitu bunga majemuk tak berbatas.
6.      Bunga cawan (corymbus atau anthodium) yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata sehingga mencapai bentuk seperti cawan.
7.      Bunga bongkol (capitulum), suatu bunga majemuk yang mnyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak.
8.      Bunga periuk (hypanthodium). Bunga ini dapat dibedakan dalam dua bentuk:
-ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada. Sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi sehingga tercapai bentuk bulat atau slinder.

2.      Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi dalam golongan ini, dapat disebut:
1.      Malat (panicula) : ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monotopidial.
2.      Malai rata (corymbus ramosus) : ibu tangkai mengadakan percabangan demikian pula seterusnya cabangnya.
3.      Bunga paying majemuk (umbrella composite), yaitu bunga payung yang bersusun, dapat dikatakan sebagai bunga payung, yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil (umbellule).
4.      masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula.
5.      Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga bercabang-cabang masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir.

B.     Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga).
1.      Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga.
2.      Bunga tangga atau bunga bercabangseling (cincinus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya cabang-cabangnya bercabang lagi, tetepi setiap kali bercabang haya terbentuk satu cabang saja yang arahnya berganti-ganti kekiri dan kekenan.
3.      Bunga sekrup (bostryx), ibu tangai brcabang-cabang, tetapi setiap kali bercabang juga hanya terbentuk satu cabang.
4.      Bunga sabit (brepanium), seperti bunga sekrup tetapi semua percabangan terletak pada satu bidang, sehingga bunga seluruhnya menampakan bentuk seperti sabit,terdapat pada tumbuhan suku (juncaceae).
5.      Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan teletak pada satu bidang dan cabang tidak sama, panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya.
C.     Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas.  Demikianlah beberapa contoh untuk memperoleh gambaran mengenai yang dinamakan bunga majemuk campuran.
D.    Lain-lain tipe bunga majemuk
1.      Gubahan semu atau karangan semu (verticilaster).
2.      Lembing (anthela)
3.      Tukal (glomerulus)
4.       Berkas (pascicullus)
Bagian-bagian Bunga:
a.       Tangai bunga (pedicellus),
b.      Dasar bunga (receptaculum),
c.       Hiasan bunga (perianthium),
d.      Alat-alat kelamin jatan (androecium)
e.       Alat-alat kelamin betina (gynaecium).
Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga, maka bunga dapat dibedakan:
1.      Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completes),
2.      Bunga tidak lengkap  atau bunga tidak sempurna (flos incompletes)

Kelamin bunga
a.       Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphoditus)
b.      Bunga kelamin tunggal (unisexuallis)
Berdasarkan alat kelamin dapat di bedakan:
1.      Bunga jantan (flos mascullus)
2.      Bunga betina (flos femineus)
c.       Bunga mandul atau tidak berkelamin
Pembagian Terdapat Antara Bagian  Bunga Yang Satu Dengan Bagian yang Lain
 Simetri bunga
Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh. (batang, daun, maupun bunga).
Bertalian dengan simetri itu dibedakan bunga yang :
a.       Asimetri atau tidak simetris,
b.      Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus)
c.       Setangkup enurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris)
d.      Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis atau actinomorphus),
Letak Daun-daun Dalam Kuncup
a.       Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernation)
b.      Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (aestivation)
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
Bagian dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda:
a.       Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthoporum)
b.      Pendukung benang sari atau androfor (androphorum)
c.       Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
d.      Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum)
e.       Cakram (discus)
Bentuk Dasar Bunga
a.       Rata
b.      Menyerupai kerucut
c.       Seperti cawan
d.      Bentuk mangkuk
Kelopak (calyx)
Kelopak tersusun atas bagian-bagiannya yang dinamakan daun kelopak (sepala). Pada bunga daun-daun kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda:
a.       Berlekatan (gamosrpalus):
1.      Berbagi (partitus)
2.      Beranggap (fissus)
3.      Berlekuk (lobatus)
b.      Lepas atau bebas (polysepalus)
Tajuk bunga atau mahkota bunga (Corolla)
Merupakan hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar dengan warna yang indah , menarik, dengan bentuk susunan yang bagus. Daun mahkota bunga menunjukan sifat yang berbeda-beda :
a.       Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus),
1.      Tabung atau buluh tajuk
2.      Pinggiran tajuk
3.      Leher tajuk
b.      Lepas atau bebas (choripetatus, dialypetatus, atau polypetalus)
1.      Kuku dau tajuk (unguls)
2.      Helaian dau tajuk (lamina)
Tenda Bunga (perigonium)
Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan dau tenda bunga (tepala),  menueut bentuk dan warnanya dibedakan 2 golongan:
1.      Serupa kelopsk (calycinus)
2.      serupa tajuk (corollinus)
Benang Sari (stamen)
merupakan alat kelamin jantan. Pada benang sari dapat dibedakan 3 bagian :
1.      tangkai sari (filamentum)
2.      kepala sari (anther)
3.      penghubung ruang sari (connectivum)
mengenal duduk nya benang sari dibedakan 3 macam:
1.      benang sari jelas duduk pada dasar bunga. Tumbuhan dengan bunga yang bersifat demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan: Thalamiflorae, misalnya jeruk (Citrus sp.).
2.      benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak, yang sering dapat kita lihat pada bunga yang perigin atau epigin.
3.      Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga.
Mengenal jumlah benang sari pada bunga umumnya dibedakan 3 golongan:
a.       Benang sari banyak, yaitu jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari seperti terdapat pada jambu-jambuan (Myr.taceae). misalnya jambu biji (Psidium guajava L.).
b.      Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya. Dalam hal yang demikian. Benang sari biasanya tersusun dalam dua lingkaran. Jadi ada lingkaran luar dan lingkaran dalam.
c.       Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang.

Tangkai Sari (Filamentum)
Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah di atas dasar bunga, akan tetapi tidak jarang pula terdapat tangkai sari yang berletakan satu sama lain. Melihat jumlahnya berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari tadi dapat dibedakan:
a.       Benang sari berbekas satu atau benang sari bertukal satu (monadelphus). Yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga berlekatan menjadi satu.
b.      Benang sari berberkas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus), jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berletakan dalam masing-masing kelompok.
c.       Benang sari berbekas banyak atau benang sari bertukal banyak, yaitu jika dalam suatu bunga yang mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas.
Kepala Sari (Anthera)
Kepala sari (Anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam : bulat, jorong, bulat telur, bangun kerinjal, dll. Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari atau tepung sari (pollen). Setelah terjadinya persarian (serbuk sari jatuh pada kepala putik), maka serbuk sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat di dalam serbuk sari akhirnya dapat lebur (bersatu) dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga. Peleburan inti sperma dengan sel telur itulah yang dinamakan pembuahan serbuk sari merupakan badan yang amat lembut, jika terpisah-pisah mudah sekali berterbangan karena tiupan angin, adapula yang bergumpal-gumpal.
Butir-butir serbuk sari seringkali juga berperakat, sehingga mudah melekat pada tubuh hewan, misalnya serangga yang datang mengunjungi bunga, dan serangga itulah yang membawa serbuk sari ke bunga lain, dan dengan demikian dapat membantu terlaksananya penyerbukan. Duduknya kepala sari pada tangkainya dapat bermacam-macam:
a.       Tegak (innatus atau basifixus), yaitu jika kepala sari dengan tangkainya memperlihatkan batas yang jelas, dan kepala sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini tidak memberikan kemungkinan gerak bagi kepala sarinya.
b.      Menempel (adnatus), jika tangkal sari pada ujungnya beralih menjadi penghubung ruaang sarinya, atau kepala sari sepanjang penghubung ruang sarinya menempel pada ujung tangkal sari.
c.       Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat digerak-gerakkan atau bergoyang, seperti biasa terdapat pada bunga rumput umumnya (Gramineae).  

Jika serbuk sari sudah masak (sudah siap untuk mengadakan persarian). Maka kepala sari lalu pecah untuk memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi. Agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda misalnya:
a.       Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens), yang manjadi jalan keluarnya serbuk sari dapat:
1.      Menghadap ke dalam (introrsum), seperti terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Compositae, misalnya bunga matahari, dll.
2.      Menghadap ke samping (lateraliter), misalnya pada Begonia.
3.      Menghadap keluar (extrorsum), misalnya pada bunga semprit (Belamcanda chinensis Leman).
b.      Dengan celah yang melintang (transversaliter dehiscens), yang tidak banyak terdapat, sebagai contoh misalnya pada beberapa tumbuhan suku Euphorbiaceae.
c.       Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris dehiscens), seperti terdapat pada kentang (Solanum tuberosum L.).
d.      Dengan kelep atau katup-katup (valvis drhiscens) yang jumlahnya satu atau lebih. Misalnya pada keningar (Cinamomum zeylanicum Breyn).
Putik (Pestillum)
Putik merupakan bagian yang paling dalam letaknya. Dan kalau benang sari merupakan alat kelamin jantan bagi bunga, maka putik merupakan alat kelamin betinanya. Menurut banyaknya dauin buah yang menyusun sebuah putik, putik dapat dibedakan dalam:
a.       putik tunggal (simplex),yaitu jika putik hanya tersusun atas sehelai daun buah saja, misalnya terdapat pada semua tumbuhan yang berbuah polong: kacang-kacangan dll.(leguminosae).
b.      Putik majemuk (compositus),jika putik terjadi dari dua daun buah atau lebih, seperti misalnya pada kapas (gossypium sp.).
Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut:          
1.      Bakal buah (ovarium), yaitu bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga.
2.      Tangkai kepala putik (stylus), bagian yang sempit dan terdapat di atas bakal buah, biasanya berbentuk benang.
3.      Kepala putik (stigma), ialah putik bagian yang paling atas, terletak pada ujung tangkai kepala putik tadi.
Bakal Buah (ovarium)
Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, dan biasanya terdapat di tengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal biji (ovulum), yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi, bagian yang merupakan pendukung bakal biji, disebut tembuni (placenta). Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan:
a.       Bakal buah menyumpang (superus), yaitu jika bakal buah duduk di atas dasar bunga sedemikian rupa, sehingga bakal buah tadi lebih tinggi.
b.      Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus), yaitu jika bakal bunga duduk pada dasar bunga yang cekung.
c.       Bakal buah tenggelam (inferus) seperti pada b, tetapi seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk.
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan dalam:
a.       Bakal buah beruang satu (unilocularis)
b.      Bakal buah beruang dua (bilocularis)
c.       Bakal buah beruang tiga (tricularis)
d.      Bakal buah beruang banyak (multilocularis)
Sekat- sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam:
a.       Sekat yang sempurna (septum completus), yaitu jika sekat ini benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih dari pada satu ruang
Berdasakan asalnya sekat itu, sekat yang sempurna dapat lagi dibedakan dalam dua macam:
1.      Sekat asli (septum)
2.      Sekat semu (septum spurius)
b.      Sekat yang tidak sempurna (septum incompletes), yaitu sekat-sekat yang membagi bakal  buah menjadi beberapa ruang.
Tembuni (Placcenta)
Tembuni merupakan bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Menurut letaknya tembuni dibedakan dalam yang :
a.       Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah ,
b.      Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya adalah:
1.      Parietal (parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah,
2.      Sentral (centralis atau axilis), yaitu dipusat atau diporos,
3.      Aksilar (axilaris), yaitu disudut tengah
Bakal Biji (ovulum)
Pada umumnya bakal biji dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
1.      Kulit bakal biji (integumentun), yaitu lapisan bakal biji yang paling luar,
2.      Badan bakal biji atau nuelus (nucellus), yaitu jaringan yang diselubungi oleh kulit bakal biji tadi,
3.      Kandung lembaga (saccus embryonalis), sebuah sel dalam nuselus yang mengandung sel telur (ovum)
4.      Liang bakal biji (micropyle), yaitu suatu liang pada kulit bakal biji,
5.      Tali pusar (funiculus), pendukung bakal biji yang menghubungkan bakal biji dengan tembuni.
Mengenai letak bakal biji pada tembuni dapat dibedakan lima posisi utama, yaitu bakal-bakal biji yang:
a.       Tegak (atropus)
b.      Mengangguk (anatropus)
c.       Bengkok (campylotropus)
d.      Setengah mengangguk (hemitropus, hemianatropus)
e.       Melipat (camptotropus)
Tangkai Kepal Putik (Styus)
Tangkai kepala putik merupakan lanjutan bakal buah ke atas. Tangkai kepala putik juga merupakan suatu bagian daun buah, oleh sebab itu pada bakal buah yang tersusun ke atas beberapa daun buah.
Tangkai kepala putik itu berbentuk benang atau buluh yang dalamnya berongga, mempunyai saluran tangkai kepala putik (canalis stylinus) atau tidak. Umumnya tangkai kepala putik mudah dibedakan dari tangkai sari, karena kebanyakan lebih besar. Tangkai kepala putik ada yang bercabang ada yang tidak.
Jika dibandingkan dengan tangkai sari, tangkai kepala putik ada yang lebih panjang, ada yang sama panjang, da nada pula yang lebih pendek dari pada  tangkai sarinya. Sehubungan dengan itu letak kepala putik dapat lebih tinggi, sama tinggi, atau lebih rendah dari pada kepala sarinya. Hal ini berpengaruh besar terhadap masalah penyerbukan bunga yang bersangkutan.
Kepala Putik (Stigma)
Kepala putik adalah bagian putik yang paling atas, yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik atau ujung cabang tangkai kepala putik itu. Bagian ini berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi mempunyai peran yang penting dalam penyerbukan. Oleh karena itu bentuk dan sifatnya disesuaikan puyla  dengan fungsinya  untuk menangkap  serbuk sari tadi.
Bentuk kepala putik amat beraneka  ragam, biasanya disesuaikan dengan cara pennyerbukan pada bunga yang bersangkutan:
a.       Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (Zea mays L.)
b.      Seperti bulu ayam, pada bung padi (Oryza sativa L.)
c.       Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus tetragonolobus D.C.)
d.      Bulat, misalnya pada bug a jeruk (Ctrus sp)
e.       Bermacam-macam bentuk lain lagi, misalnya seperti bibir seperti cawan, dst.
Kelenjar Madu (Nectarium)
Madu yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu (nectarium), yang berdasar asalnya dapat dibedakan dalam :
a.       Kelenjar madu merupakan suatu bagian khusus (suatu alat tambahan) pada bunga.
b.      Kelenjar madu yang terjadi dari salag satu bagian bunga yang telah mengalami metamorphosis dan telah berubah pula tugasnya.
Mengenai bentuk dan tempatnya pada bunga pun amat bermacam-macam:
1.      Seprti subang di atas bakal buah dan  melingkari tangkai kepala putik, misalnya pada bunga jeruk (citrus sp.).
2.      Seperti cakram pada dasar bunga, disebelah bawah, dll.
Kelenjar madu yang merupakan metamorphosis salah satu bagian bunga dapat berasal dari:
a.       Daun mahkota,
b.      Benang sari,
c.       Bagian-bagian lain pada bunga,
Menurut vector penyerbukan dapat dibedakn dalam beberapa macam:
a.       Penyerbukan dengan perantaraan angin (anaemophyly anemogame), jika serbuk dari sari sampai pada bung  yang diserbuki dengan perantara angin. Oleh sebab itu penyerbukan secara anemofoli lajimnya akan terjadi pada tumbuhan yang mempunyai sifat-sifat berikut:
1.      Kepala putik mempunyai bentuk seperti bulu ayamatau seperti benang
2.      Bunga sering kali tidak mempuyai hiasan bunga (kelopak dan mahkota)
3.      Kepala sari tidak melekat erat pada tangkai sari (dapat goyang)
4.      Tempat bunga tidak bersembunyi
b.      Penyerbukan dengan perantaraan angina (hidrophyly,hidrogamy),terjadi pada tumbuhan yang hidup di air (hidrophyta),
c.       Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidipophyly, zoidiogamy). Dalam alam banyak sekali terjadi penyerbukan silang yang berlangsung karena adnya pengaruh hewan.
Bunga yang bersifat zoidiofili biasanya mempunyai ciri-ciri berikut:
1.      Memounyai warna yang menarik.
2.      Menghasilkan sesuatu yang menarik atau menjadi makanan binatang
3.      Serbuk sari sering bergumpal-gumpal dan berperekat
4.      Kadang-kadang mempunyai bentuk yang khusus
Berdasarkan golongab binatang apa yang dapat menjadi perantara penyerbukan ini. Penyerbukan zoidiofili dapat dibedakan dalam:
1.      Penyerbukan dengan petrantara serangga (entomophily,entomogamy), dari bermacam-macam serangga yang sering kali kita lihat datang mengunjungi bunga ialah: kupu-kupu (Lepidoptera). Lebah (Hymenoptera).
2.      Penyerbukan dengan perantaraan burung (ornithopophyly, ornithogamy). Burung pun dapat menjadi perantara dalam penyerbukan. Kita dapat menyaksikan sendiri, bahwa pohon dadap (Eriethrina lithosperma BI.)
3.      Penyerbukan dengan perantaraan kelelawar (chiropterophily, chiropterogamy). Juga binatang ini dapat dianggap menjadi perantara penyerbukan, terutama untuk pohon-pohon yang bunganya mekar sore atau malam hari.
4.      Penyerbukan dengan perantaraan siput (malacophyly, malacogamy), rupa-rupanya dari golongan siput ada pula yang menjadi perantara penyerbukan, walaupun jika dibandingkan dengan binatang lainnya.
Diagram Bunga
Yang dinamakan diagram bunga ialah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada. Dari diagram bunga itu selanjutnya dapat diketahui pula jumlah masing-masing bagian bunga tadi dan bagaimana letak dan susunannya antara yang satu dengan yang lain.
Bagaimanakah caranya untuk membuat suatu diagram bunga? Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.      Letak bunga pada tumbuhan dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a.       Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis).
b.      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris).
2.      Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun berupa beberapa lingkaran dalam.

Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri yang harus diperhatikam ialah:
a.       Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
b.      Bagaimana susunannya terhadap sesamanya.
c.       Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain.
d.      Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.

              Dinyatakan pada diagram bunga a.l.:
a.       Kelopak tambahan (epicalyx), umum terdapat pada tumbuhan suku Malvaceae, misalnya: kapas (Gossypium sp.).
b.      Mahkota (tajuk) tambahan (corona), yang biasa terdapat pada suku Asclepiadaceae, misalnya biduri (Calotropis gigantea Dryand.).

             Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga :
a.       Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya membuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada.
b.      Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya.
Rumus Bunga
Rumus bunga hanya dapat ditunjukan hal-hal mengenai empat bagian pokok bunga sbb:
1.      Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx).
2.      Tajuk atau mahkota yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla.
3.      Benang-benang sari, yang dinyatakan oleh huruf A singkatan kata androecium.
4.      Putik yang dinyatakan dengan huruf G singkatan kata gynaecipum.
Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan hurup lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P, singkatan kata perigonium ( tenda bunga ). Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah, maka rumusnya adalah:
K5, C5, A 10, G 1. (bunga merak: caesalpinia pulcherrima Swartz.).
Jika kita mengambil contoh lain, yaitu bunga yang mempunyai tenda bunga misalnya lilia greja (lilium longiflorum Thund.). yang mempunyai 6 daun tenda bunga. 6 benang sari dan sebuah putk yang terjadi dari tiga daun buah, maka rumusnya adalah:

P 6,  A 6, G 3.

Dibawah ini diberikan berbagai contoh diagram beserta rumus bunga berbagai jenis tumbuhan yang tergolong dalam beberapa suku tumbuhan yang lazim sudah dikenal.
1.      Suku Palmae (Arecaceae), misalnya kelapa (Cocos nucifera L.).
2.      Suku Gramineae (Poaceae), misalnya padi (oryza sativa L.)
3.      Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)
4.      Suku Orcidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis BI.), yang hanya mempunyai 1 benang sari yang subur, dan anggerik kasut (Cypripedium javanicum Reinw.) yang mempunyai 2 benang sari yang subur
5.      Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba)
6.      Suku Pappilionaceae, misalnya  orok-orok. Kembang telang (Clitoria ternatea L.).
7.      Suku Malvaceae, misalnya kapas (Gossypium sp)
8.      Suku Bombacaceae, misalnya kapuk randu (Ceiba pentandra Gaertn,).
9.      Suku Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel L.)
10.  Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.).
11.  Suku  Nyctaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabilia jalspa L.).